178 Sesungguhnya Lebih Utama untuk memprioritaskan yang
mana, bersedekah ke Orang Miskin atau pilih bersedekah
ke kerabat paling dekat? Pertanyaan ini mungkin saja saja dirasa
enteng serta mudah. Namun pada kenyataannya, beberapa besar
golongan muslim yang belum memahami pilih untuk lebih
memprioritaskan memberi sedekah ke fakir miskin daripada
bersedekah ke keluarga atau kerabat paling dekatnya sendiri.
Tiaptiap perintah sedekah dan infak yang ada pada AlQur’an, selalu mrnyebutkan yang mulamula kali dijelaskan untuk bersedekah ke kerabat paling dekat.
Seperti yang di uraikan pada ayat AlQur'an di bawah ini :
“…. serta memberi harta yg dianya cintai
pada karibkerabat….. ” (QS. Al Baqarah 177)
“Dan berikanlah ke karibkerabat akan haknya
serta orang miskin…. ” (QS. Al Isra 26)
Dan banyak ayatayat lain dalam AlQur'an yang
bernada sama juga dengan ayat diatas.
Jika diamati, ada pesan yang teramat mutlak agar kita
amalkan, yakni memprioritaskan kerabat paling dekat alias orang
paling dekat kita untuk diberikan infak atau sedekah serta
beragam bentuk amal kebaikan yang lain. Sebelumnya kita berikan
pada orang lain, kita harus saksikan adakah diantara orang
paling dekat kita yang masih tetap memerlukan pertolongan kita,
atau mungkin seluruhnya sudah sejahtera, tidak perlu disantuni lagi.
Teramat miris seandainya satu orang memiliki harta yang
berlimpah hingga dianya bisa menyantuni orang lain, dan
dianya sangat peduli dengan persoalan sosial yang ada di
lingkungan dianya, begitu mudah berikanlah sedekah ke fakir
miskin, anak yatim dan beragam bentuk amal sosial yang
lain, tetapi sayang beribu sayang dianya teramat cuek serta
pelit pada saudara kandungnya sendiri.
Mungkin saja dianya terasa pemberian dianya ke keluarga serta
kerabat paling dekatnya tidak akan peroleh imbalan pahala.
Sebenarnya tersebut yang semakin besar imbalan pahalanya di
mata Allah. Makanya pemahaman seperti ini perlu
dibenarkan.
Tidakkah begitu memilukan, bila seorang tinggal di
tempat tinggal yang seperti istana, sedang di waktu yang sama
saudara atau kerabatn kandungnya tinggal di hunian HTSS
(Tempat tinggal Teramat Simpel Sekali). Tidakkah kita akan
mengerutkan alis saat ada seseorang yang mempunyai harta
berlimpah, keluar dari satu mobil elegan lalu seseorang
ajudan membukakan pintu untuk dia, beralih dari sebuah
gedung megah nan mewah ke gedung megah nan mewah
selanjutnya, namun saudara atau kerabatnya cuma jadi kuli
dengan kata lain babu yang siap tidak siap mesti ingin diperintahperintah
dengan memakai nada tinggi sembari diperlakukan
dengan tidak layak, berwajah penuh ketakutan, kepala
tertunduk lesu sertapun badan yang perlu membungkuk
setiap saat majikannya memerintahkan sesuatu.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
“…. Hai ummat Muhammad, atas nama Allah
yang telah mengutusku dengan kenyataan, Allah tak
akan terima sedekah dari diri yang memiliki
kerabat yang memerlukan pertolongannya,
sesaat dianya memberi sedekah atau
pertolongan itu ke orang lain. Dan demi
Allah yang jiwaku ada pada genggamanNya,
Allah tidak ingin memandangnya di hari akhir kelak”.
(HR. Thabrani)
Nabi Muhammad SAW juga mensabdakan :
“Sedekah ke orang miskin bernilai satu
sedekah, sedang ke karib (saudara dekat)
nilainya setara dua, nilai sedekah dan nilai
merajut jalinan saudara”.
Ada pesan paling utama yang sangat begitu utama di sini :
“Bila dirimu yaitu orang yang mempunyai
keunggulan harta, dahulukan kerabat paling dekat
dengan kata lain orang paling dekat kita yang mulamula sekali
merasakan keunggulan harta kita itu.
Sebelum kita berikanlah pada orang lain, kita mesti
saksikan adakah diantara orang terdekat kita
yang masihlah memerlukan pertolongan kita,
atau mungkin semuanya sudah sejahtera, tidak butuh
disantuni lagi. Orangtuamu, anakistrimu,
saudara sekandunganmu, barulah yang lain.
Janganlah dirimu HAUS pujian dari orang
sekitarmu yang bukanlah orang paling dekatmu "