Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman hayati (tumbuhan/flora serta hewan/fauna) yang sangatlah tinggi.
Kekayaan akan tumbuhan serta hewan tersebut yang jadikan Indonesia juga sebagai negara megabiodiversity.
Keanekaragaman hayati yang tinggi adalah kekayaan alam yang bisa berguna serta bermanfaat, baik di saat saat ini ataupun yang akan datang.
Satu diantara kekayaan alam Indonesia yaitu Artemisia annua.
Artemisia annua yang dalam bahasa lokal lebih di kenal dengan nama ganjo lupa adalah flora yang bisa menangani penyakit malaria.
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang menguasai di daerah tropis serta subtropis.
Penyakit malaria dikarenakan oleh Plasmodium falciparum. Penyakit ini cukup serius serta memiliki resiko tinggi lantaran bisa menyerang manusia serta mengakibatkan kematian.
Menurut data WHO th. 2004 kian lebih 600 juta masalah didunia terinfeksi penyakit ini, serta mengakibatkan 1, 7- 2, 5 juta orang/tahun alami kematian.
Empat puluh % dari jumlah itu ada di India, Indonesia, Amerika Latin serta Afrika.
Kandungan senyawa yang ada didalam Artemisia annua inilah yang bisa dipakai dalam menangani penyakit malaria.
Berdasar pada riset yang sudah dikerjakan pada tahun 1972 di Cina, menunjukka bahwa Artemisia annua memiliki kandungan bahan aktif artemisin yang sangatlah efisien dalam menangani pemicu penyakit itu.
Artemisia annua memiliki kandungan artemisin dengan kandungan yang cukup tinggi di alam yakni seputar 0, 1-1, 8 persen.
Artemisinin termasuk dalam senyawa terpenoid.
Senyawa artemisinin yang tinggi terlebih ada pada jaringan sisi atas tanaman (daun serta bunga), sesaat di batang kandungannya rendah.
Artemisinin terakumulasi pada kelenjer bulu yang ada pada daun, batang serta bunga.
Sebagian riset tunjukkan kandungan artemisinin paling tinggi diketemukan sebentar saat sebelum pembungaan.
Artemisia annua adalah tanaman berhari pendek jika ditanam pada daerah dengan lama penyinaran kurang dari 13 jam /hari, jadi akan cepat membuat bunga.
Demikian sebaliknya jika ditanama pada daerah yang lama penyinaran kian lebih 13 jam /hari jadi tanaman Artemisia annua akan tumbuh dengan maksimal serta membuahkan kandungan artemisinin yang tinggi.
Berdasar pada hasil riset Artemisia annua bisa tumbuh di Indonesia serta berpeluang untuk di kembangkan.
Artemisia annua yang memikili potensi juga sebagai tanaman anti malaria masih tetap sangatlah jarang di kembangkan, bahkan juga banyak orang-orang yg tidak mengetahui kehadiran ataupun manfaat dari tanaman itu.
Untuk pengembangan tanaman Artemisia annua jadi tanaman obat butuh di perhatikan sebagian aspek yang memengaruhi perkembangan tanaman itu diantaranya iklim, ketinggian, saat tanam, pemupukan, tanah serta air.
Penanaman Artemisia annua baiknya dikerjakan pada awal musim hujan lantaran tanaman itu sangatlah rawan pada kekeringan terlebih pada 2-3 bln. pertama sesudah penanaman.
Oleh karenanya, saat penanaman yang pas serta ketersediaan air di tempat penanaman butuh di perhatikan untuk menghasilkan kandungan artemisinin yang tinggi. Diluar itu pemupukan bertindak utama pada produksi biomas tanaman.
Biomas tanaman terkait segera dengan produks keseluruhan artemisinin. Keperluan pemupukan beragam menurut daerahnya serta bergantung pada type tanah dan ketersediaan unsur hara didalam tanah.
Artemisia annua cukup mungkin untuk dibudidayakan serta di kembangkan d Indonesia mengingat banyak pasien malaria serta besarnya keperluan obat anti malaria, ada daerah yang memiliki lingkungan tumbuh yakni pada ketinggian tempat 1000 – 1500 mdpl, iklim dengan curah hujan minimum 700 – 1000 mm/tahun serta intensitas sinar yang rendah.